AyubAdiputra | Odd Blogger | Programming


Sadarkah? Kalau Kematian Ibarat Sebuah Tali Sandal

Kematian Sedekat Tali Sandal Jepit Kita
Innalillahi Wa InnaIlaihi Rojiun...

Hidup dan mati adalah sebuah rahasia Tuhan. Tiada satu pun manusia yang tahu pasti kapan berakhirnya pertualangan kita di dunia yang sementara ini. Dan alangkah baiknya jika di dunia kita selalu memberikan dan melakukan yang terbaik dalam kehidupan kita.
Sebuah fakta bahwa manusia pasti akan mati dan menghadap kepada yang Maha Kuasa. Tiada satupun manusia yang mampu menyangkal hal ini. Kematian pasti akan datang menjemput. Dan terputuslah segala urusan kita di dunia.

Harta, jabatan, dan segala macam pernak-pernik di dunia tidak akan pernah kita bawa ke dalam liang lahat. Semuanya hanya menjadi pendamping kita di dunia dalam menjalani hidup. Kewajiban kita untuk mencari nafkah, penghidupan dan kepuasaan. Tapi tentu saja harus seimbang dengan semua ibadah yang harus kita jalani sebagai bakti kepada Sang Kholiq.

Percuma kita kaya raya jikalau kita tidak kaya hati. Harta hati adalah iman dan takwa. Tanpa keseimbangan di antara keduanya maka hidup kita akan terasa hampa di satu sisi, dan menjadi lupa karena berlebih di sisi yang lain. Mencari hidup di dunia, dan mencari bekal di akhirat. Mencari kepuasaan di dunia, agar kita mampu bersyukur dengan segala nikmat-Nya.

Sebagai manusia yang beriman, kita seharusnya memahami ini dengan lebih bijaksana. Kematian bukanlah sesuatu yang harus kita takuti. Tapi harus kita sikapi dengan kepercayaan dan perbuatan. Umur kita tidaklah panjang. Kita harus selalu mengingat Tuhan.

Bagi sebagian anak muda, hal ini serasa diremehkan. Sebuah alasan klise jika kita hanya akan mendekatkan diri pada Tuhan di usia yang senja. Padahal bukan rahasia umum lagi kalau kita selaku manusia harus bersiap kapanpun, dimanapun dan dalam keadaan bagaimanapun. Karena kematian sedekat tali sandal jepit kita. Sangat dekat dan dapat putus kapanpun sesuai kehendak yang Maha Kuasa.

Mau agama Islam atau agam yang lain, pasti percaya akan adanya kematian. Tuhan telah memberikan kita waktu untuk mengisi kehidupan dengan perbuatan positif dan segala macam hal positif. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari karena perbuatan yang kita lakukan selama ini.

Saya sadari, saya pun sering sekali melalaikan apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Agama. Sebagai manusia saya sadar saya tak sesempurna seperti apa yang selalu diajarkan oleh ajaran Tuhan lewat utusan-utusannya. Tapi mengingatkan adalah kewajiban kita sebagai sesama umat manusia, agar kita tidak terlampau jauh melangkah dalam kebatilan.

Sudahkah Anda sholat? Sudahkah Anda berdoa?

Mumpung masih diberi kesempatan mari kita sisingkan lengan baju, tinggalkan pekerjaan, sisihkan sedikit waktu, ambil air wudhu dan menyempatkan menghadap Allah SWT. Tidak lama, hanya 20 menit. Sebuah pekerjaan yang tidak akan pernah menghabiskan waktu Anda. Ketimbang Anda hanya menghabiskan waktu ngobrol atau ngerumpi, pergi dugem, minum alkohol, atau perbuatan mudhorot dan makruh lainnya.

Saya bukanlah orang yang sempurna, karena saya hidup berdasarkan kebebasan di bawah kontrol hati dan nurani saya. Tapi melaksanakan kewajiban adalah kebutuhan yang harus dijlani, tidak hanya saya tapi kita semua. Itulah yang akan selalu menenangkan batin kita selaku ciptaannya yang diberi akal, nafsu dan hati nurani.

“KEMATIAN IBARAT TALI SANDAL YANG KAPANPUN BISA PUTUS

MANFAATKANLAH WAKTUMU DENGAN SEBAIK-BAIKNYA SEBELUM KAU MENYESALI SEMUANYA KELAK”

Selamat jalan sepupuku, seboga semua amal dan ibadahmu diterima di sisiNya. Terima kasih telah mengingatkan kakakmu dengan semua ini. Doa dan segala amal jariyahmu aka terus mengiringi mu. Amin Ya Rabbal Alamin...

7 Komentar:

  1. Saya turut berduka cita, mas Ayub. Ternyata yang ditulis di Facebook tadi itu adalah berita duka tentang sepupu anda sendiri ya.

    Sebenarnya saya agak lucu membaca artikel ini yang menyandingkan antara sandal jepit dan kematian. Tapi, karena dalam suasana duka saya tidak mungkin tertawa disini.

    Saya hanya bisa berdoa yang terbaik bagi dia yang telah menghadap Yang Kuasa dan yang terbaik bagi keluarga yang ditinggalkannya.

    BalasHapus
  2. @Mas Dearryk
    Betul sekali mas Dearryk, itu tadi sepupu saya. Ya sebenarnya saya daritadi sudah menyiapkan artikel konyol. Tapi setelah tadi sore saya mendapat kabar duka saya rombak tulisan tadi dan tetap dengan tema sandal jepit. Semoga saja bisa menjadi inspirasi bagi saya pribadi dan para pembaca amin. Terima kasih Mas Dearryk untuk doanya.

    BalasHapus
  3. nice post mas..hiks..
    kita memang harus selalu mengingat kematian...

    كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

    terimakasih sudah mengingatkan,,semoga kita semua lekas menyadari usia kita yg selalu berteriak minta diraba berapa pnjangnya,,^^
    *saya tunggu jejaknya di blog q mas..^^

    BalasHapus
  4. @Nick Salsabiila
    Terima kasih kembali mbak, semoga bisa menjadi bahan pengingat khusunya untuk saya sendiri. Maaf mbak, itu kok blogger profilnya nggak bisa diakses ya?

    BalasHapus
  5. Turut berduka yaaa atas apa yang terjadi...

    Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi esok hari, yang kita bisa hanya mempersiapkan diri untuk menghadapinya....

    BalasHapus
  6. amiiin, semoga amal ibadahnya di terima dengan baik disisi Allah, SWT.amiin ^^

    *turut berduka cita mas ^^

    BalasHapus
  7. @Sam
    Terima kasih ya, mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan.

    @First Gamut
    Terima kasih, Amin.

    BalasHapus

Feel free to post a comment here. Tanggapan, pertanyaan, kritikan dan permintaan sangat berguna demi kemajuan blog ini. Mohon maaf untuk komentar spam dan yang hanya mencari backlink/beriklan atau kunjungan balik semata tidak akan ditampilkan. Be a smart comentator, thanks and happy surfing !!!

 

Statistik

Subscribers

Display Pagerank

Join This Blog