TKI lagi, TKI lagi dan TKI lagi !!! Iya, masalah TKI di Indonesia ini ibarat agenda harian (bukan tahunan) yang ngantri dalam daftar masalah yang harus segera diservis ! Beberapa hari kemarin kita sudah mendengar berita meninggalnya salah seorang TKI, Ruyati yang dihukum pancung di Arab Saudi.
Benar-benar tragis kalau lihat nasib TKI yang seperti ini. Image TKI di luar negeri serasa benar-benar rendah. Sering sekali disiksa, diperkosa, gaji tidak dibayar, ada yang dijadiin PSK, disetrika, disiram air panas, bahkan ada yang dibunuh. Nggak di arab, nggak di Malaysia, nggak di Cina, merata.
Stop saja kirim TKW atau TKI! Kalau kejadiannya kayak begini. Daripada air mata terus mengalir. Daripada pada pusing mikirin rencana demo. Daripada pusing dengar cemooh orang lain kalau Pemerintah kesulitan mengatrol masalah tenaga kerja luar biasa ini. Tapi nggak bisa juga. TKI sudah menjadi alternatif lain bagi beberapa masyarakat untuk mempertahankan kepulan asap di dapur. Iming-iming gaji tinggi, memadai dan tempat yang menjanjikan menjadi kunci hati untuk terus membudidayakan generasi TKI.
Temen saya juga yang ada di Korea, punya bayaran yang lumayan. Bekerja di bagian teknisi perakitan perusahan otomotif ternama dengan bayaran tinggi (kalau di konversi ke rupiah sampai 15 jutaan perbulan). Tapi di sana dia aman-aman saja kok. Tidak pernah ada masalah bahkan berencana untuk memperpanjang kontrak kerja di sana. Apa hanya negara tertentu saja ya?
Masalah menutup diplomasi dengan Arab Saudi itu hal yang sangat tidak mungkin. Soalnya tiap tahun saja Indonesia memberangkatkan ribuan orang naik haji. Ini merupakan kebutuhan ibadah wajib warga muslim yang mampu di Indonesia. Belum lagi umroh dan sebagainya semisal dagang dan belajar ke sana. Terus bagimana?
Pemerintah harus lebih waspada dan tegas mengatrol masalah TKI. Agar ke depan nggak pusing dan nggak repot lagi dengan hal ini. Membasmi peredaran broker TKI ilegal yang biasanya jadi biang kerok masalah TKI.
· Tapi kalau dipikir apa Pemerintah nggak ada kerjain lain ya kok terus-terus dipaksa masalah TKI?
· Tapi kan Pemerintah memang lagi sibuk masalah jabatan dan Politiknya yang sebenarnya nggak ada pengaruhnya untuk saya!
· Apakah kita harus menyalahkan peraturan yang ada di negara luar sana?
· Apakah setiap orang luar negeri kasar seperti itu?
· Kalau iya kenapa banyak juga yang betah di sana?
· Apakah tidak ada alternatif lain bagi kita?
Dari sini pun kita belajar, mengapa kita tidak mengembangkan tenaga dan SDM yang ada untuk negara kita sendiri. Lowongan terbatas bung? Kenapa tidak mencoba usaha sendiri. Nggak ada modal bung? Kan sudah ada UKM, yang katanya nggak ribet. There is a will, there is a way (bukan partai).
Siapa yang menanam dia yang menuai. Siapa yang berbuat dia yang menanggung. Dan semuanya akan memperoleh ganjaran sesuai porsinya. Semoga kita makin bisa berbenah. Dimulai dari diri sendiri, dan orang terdekat kita. Mari kita teriakkan kata STOP UNTUK KEKERASAN PAHLAWAN DEVISA NEGARA !!! Wassalam...
Mengirimkan tenaga kerja keluar negeri membuktikan kualitas SDM kita yang rendah dan lowongan pekerjaan yang tidak sebanding dengan Sumber daya manusianya.
BalasHapusKepedulian pemerintah terhadap pentingnya pendidikan merupakan tantangan terhadap kemelut kekerasan terhadap TKI yang marak belakangan ini.
Anonim
BalasHapusIya betul, semoga ke depan ada pembenahan. Semoga SDM kita makin naik dengan naiknya kualitas pendidikan kita. Jadi, nanti anak-anak yang lulus juga memiliki kemampuan yang cukup untuk bersaing mencari pekerjaan di negeri sendiri atau bahkan membuka peluang baru untuk orang lain, Amin.