Sehari, dua hari, tiga hari ini saya terus berpikir, “Mau main kemana ini.” Inspirasi benar-benar tersumbat. Tidak ada satupun tulisan ini yang benar-benar berasal dari sebuah inspirasi yang nyata. Semua hanya kekonyolan yang penuh imajinasi.
Dan saya rasa banyak tulisan ini yang masih belum ada yang bermakna. Terbukti dari tulisan beberapa hari lalu yang membuat saya kebingungan, karena banyak yang tidak mengetahui masksud dari yang saya tulis.
Apa ini?
Sebuah tanda kalau saya belum terlalu cerdas dalam menulis. Saya masih membutuhkan sebuah pelajaran. Dan saya rasa pintu tempat belajar itu masih tertutup. Saya berpikir dalam hati, “Kapan saatnya belajar kembali?”
Khilaf dan sebuah kepicikan emosi membuat saya terbutakan. Saya sadar tidaklah tepat. Saya bingung dalam hati, rasanya perasaan ini datar. Tidak sedih. Tidak marah, dan tidak senang. Semuanya hanya tergores dan terkesan dalam sebuah tulisan. Banyak polemik dan banyak tebaran api.
Tadi pagi seorang sosok Ibu menyadarkan. Sosok yang benar-benar mendamaikan. Beliau datang dan berkata…
“Kenapa mas Ayub ? ganjalannya masih belum hilang ? kenapa tidak mencoba berkunjung ketempat ganjalan itu ? tidak ada salahnya kamu menyapa ganjalan itu lebih dulu... mampir kesana ngobrol, pasti ada jawaban, ayo donk jangan menunggu saja disini, apalagi membanting2kan kepalamu, wajahmu bisa penyok gak cakep lagi... aku jadi sedih ni...”
Saya terkejut dan terbangun, tidak henti-henti membaca seruan ini. Dan kini saya sadar, sudah saatnya murid ini kembali…maafkan saya Guru… Tapi apakah murid durhaka ini layak untuk mendapat kesempatan itu lagi? Saya perlu sebuah pertolongan...
Tolong Bu, sampaikan pesan ini kepada beliau…
“Apakah masih ada pintu yang terbuka buat murid durhaka seperti saya?
Jawab guru, karena itu yang saya tunggu…”
Pasti ada, mas. mari kita sama-sama kesana dan melanjutkan menjadi mahasiswa disana. Tuhan saja bisa memaafkan hambanya, masak beliau yang seorang rektor tidak bisa memaafkan kesalahan mahasiswanya.
BalasHapusLagi pula, mas Ayub tidak ada salah yang benar-benar gila pada beliau.
Iya mas, seegera kembali jadi mahasiswa kembali. tapi saya masih menunggu sebuah jawaban. karena saya butuh sebuah kepastian yang nyata mas.
BalasHapuskalau kesalahan setiap orang bisa menilai sendiri-sendiri. saya sadar juga mungkin Rektor tidak marah, tapi dalam hati orang siapa yang tahu. jadi sebuah jawaban masih ditunggu...hehe...
Tenang aja mas ayub nanti aku sampaikan, cuma sekarang aku masih sibuk, nanti malam yah, aku akan kirim surat kepada beliau..
BalasHapuswah...terima kasih Ibu buat kesediaanya. semoga saja suratnya segera dibalas. tidak apa-apa yang penting dikirimkan...hehe...
BalasHapusbaik lah nak :D hehehe
BalasHapushahag...asem, perempuan kau...hahag...
BalasHapusAda pesan dirumahku untukmu, atau kamu datang langsung ke tempat Gurumu...
BalasHapusohh...iya Bu, saya akan ke sana. terima kasih Bu.
BalasHapusemang kenak DO sama pak guru? apa dah bolos 3x jadi SKSnya ga penuh? :D
BalasHapushahag...gag mudeng istilahe mas.
BalasHapusya itu mas, kemarin di Universitas saya ikutan demo dan terancam di DO. terus disuruh mengulang saya malah pulang...hahag...
bagaimana kelanjutan kisah si blogger durhaka, dengan si blogger sesat ? kita tunggu kabar selanjutnya ?! hehe :D
BalasHapushuahaha...
BalasHapuskayaknya mau segera tamat deh mas kisahnya. saksikan 5 episode terakhirnya hanya di Putrainspirasi TV, semua untuk satu.