AyubAdiputra | Odd Blogger | Programming


Hikmah Dibalik Sebuah Kisah Tragis

Hikmah Dari Kisah Tragis
Sebenarnya tujuan saya menceritakan pengalaman ini bukan karena apa-apa. Saya ingin mengenang dan memberikan kisah nyata seorang pemuda yang memperoleh hikmah dibalik kejadianyang tragis.


Semenjak bisa naik motor 9 tahun yang lalu, saya sering sekali mengalami kecelakaan. Mulai dari jatuh saat dikejar anjing, menabrak orang tua yang naik sepeda, terperosok saat melaju dijalan  aspal yang licin dan mencium bumper mobil hingga terperosok masuk kolam ikan. Kira-kira lebih dari 7 kali kecelakaan seingat saya.

Paling parah adalah pertengahan bulan Desember akhir tahun 2009 kemarin. Selepas pulang magang saya mengalami kecelakaan yang sudah membuat saya kesulitan jalan sampai sekarang. Entah karena apa saya mengalami kejadian ini. Kalau menyesal ya menyesal, tapi tidak sampai sedih dan dibuat seperti sinetron.

Entah mengapa hari itu benar-benar penuh kesialan. Pagi hari saat berangkat magang saya mengantar teman yang waktu itu tidur di rumah. Saya sempat menabrak Bapak yang menggendong bayi. Saat itu saya terkenal ndableknya (nakal) setengah mati. Jangankan meminta maaf saya malah menyalahkan Bapak yang nongol tiba-tiba di pertigaan. Mungkin ini awal sial hari itu.

Saat di tempat magang juga demikian. Saya yang memang mudah marah waktu itu sedang tidak mood. Ketika dimintai tolong saya malah mengumpat. Biasanya saya mengumpat dalam hati tapi waktu itu saya mengumpat langsung. Sampai akhirnya senior itu jengkel dan menasehati saya. Tapi karena ndablek saya jadi tambah jengkel sendiri. Selanjutnya saya ikut kerja dengan senior yang lain.

Dan malamnya seperti menjadi petaka. Dalam perjalanan pulang ke rumah saya sering dihinggapi perasaan yang aneh. Dalam hati seperti ada yang berbisik, “Saya bakal mengalami kecelakaan.” Saat itu saya tidak ambil pusing. Pokoknya jam 7 malam saya harus sampai rumah di Batang. Saat itu posisi saya di Semarang. Jarak Batang dan Semarang sekitar 85 km. Saya berangkat tepat jam 17.40an.

Saat diawal perjalanan nampak tenang dan santai saja. Dengan kecepatan 90-110 km/jam saya yakin bisa sampai rumah tepat waktu. Tapi yang namanya nasib siapa yang tahu. Saya mengalami kecelakaan yang melibatkan 3 kendaraan. Saat itu entah apa yang terjadi saya tertidur di atas aspal. Saya merasa baik-baik saja karena dalam keadaan sadar dan tidak ada luka di tubuh.

Saya ingat saat itu saya melihat 2 orang seumuran anak SMP terkapar di seberang jalan dalam keadaan berlumuran darah. Setahu saya mereka di terbang melewati batas trotoar. Dan ada seorang anak kecil pingsan dari Ibu yang tadi menabrak saya. Waktu itu saya ingin membantu manggendong anak itu ke pinggir jalan. Tapi apa yang terjadi?

Ternyata saya kesulitan berdiri, bahkan mengerakkan kaki kiri saja tidak sanggup. Saat itu saya berteriak meminta tolong karena saya bingung harus berbuat apa. Dan parahnya lagi selama di angkat ke tempat yang aman saya merintih kesakitan. Sehingga saya harus mengalami perawatan dari ahli tukang pijit sampai yang terakhir opersai medis.

Selama bulan Januari dan Februari saya mengikuti pengobatan. Maret pun saya sempat pulih dan berjalan. Tapi masih tertatih-tatih dan tidak bisa tegap saat berdiri. Saat itu saya paksakan diri untuk ikut ujian akhir sampai selesai. Saya masih sempatkan tongkrong sama anak-anak. Sempatkan main dan sebagainya. Serasa tidak ada masalah. Tapi sebenarnya itu juga awal kesalahan karena luka saya semakin parah.

Saya sempat ikut tes kerja dan terima. Entah dapat mukjizat dari mana, sampai bisa lulus tes kesehatan. Tapi saat bekerja saya sendiri sadar kalau saya tidak bisa menutupi luka ini. Dan memutuskan untuk meminta izin pengobatan atau sama dengan keluar. Sebenarnya saya diberi kesempatan pemulihan sampai awal bulan Oktober besok. Tapi karena sampai sekarang belum pulih saya memutuskan untuk berhenti dan memulihkan cedera ini.

Saya sempatkan cek ke dokter ortopedi di Solo. Setelah cek ulang foto jebrat-jebret ternyata yang mengganggu saya adalah ketidak sempurnaan tulang yang retak dan ada otot penyangga tulang kaki yang putus. Itulah yang membuat saya kesulitan berjalan dengan baik. Bahkan saat itu kaki saya berbentuk X. Atas saran dokter diharuskan naik meja operasi. Dan Akhirnya saya putuskan untuk naik meja operasi.

Sudah 2 bulan setengah pasca operasi. Sekarang sudah bisa jalan walau tertaih-tatih. Sudah bisa bermain lagi. Tapi saya tetap berhati-hati agar tidak tambah parah lagi. Saya menyesal karena tidak berhati-hati dulu. Tapi sebuah penyesalan serasa percuma. Saya ambil hikmahnya saja. Sekarang saya semakin dekat dengan keluarga. Sekarang saya lebih menghargai jerih payah orang tua. Saya lebih hormat dengan orang yang lebih tua.

Satu hal yang saya syukuri karena saya juga belum pulih sehingga bisa lebih dekat dengan keluarga. Saya juga bersyukur punya cewek yang sudah sabar menanti saya selama 4 bulan setelah ditinggal untuk pemulihan. Jakarta dan Batang serasa jauh. Tapi ini untuk melatih kesetiaan karena ada tujuan ke depan yang harus diambil. Saya juga semakin dekat dengan teman dan anak scene di daerah saya. Ini memang jadi sebuah hikmah yang nyata.

Sekarang saatnya menyambung hidup. Walau belum bisa merubah sifat nakal saat remaja saya kira lebih dekat dan membantu orang tua jadi hal yang paling berharga. Walau ibadah juga masih payah tapi saya tidak lupa ucap syukur selalu ketika melihat mereka yang mengalami hal lebih tragis dari saya.

Itu sedikit pengalaman saya. Semoga saja bisa diambil hikmahnya. Sebagai manusia kita harus hargai orang yang lebih tua. Jangan lupa juga berhati-hati teman. Jangan sampai kita menyesal, karena sebuah penyesalan akan datang di saat kita terpuruk. Tapi juga jangan kecil hati ketika mengalami musibah karena Tuhan punya rencana lain.

9 Komentar:

  1. Wah.... terimakasih sudah berbagi pengalaman, mas. ini bisa menjadi sebuah ilmu agar saya lebih hati-hati lagi, soalnya saya lagi gila-gilanya naik motor. ujan, panas serbu.....

    Memang setiap kejadian ada hikmahnya, yang buruk atau yang baik. memang benar, mas. kalau kita terkena musibah, kita tidak boleh berkecil hati dan kita harus yakin kalau ada rencana Tuhan dibalik semua itu.

    *semoga cepat sembuh saja, mas. saya cuma bisa bantu doa...

    BalasHapus
  2. wah...sama-sama mas Dearryk dan hati-hati ea mas, kalau naik jangan lupa yang kebut...hehe...ea begitulah kalau lagi SMP pasti lagi rajin-rajinnya naik motor.

    betul mas, setipa kejadian pasti ada sebuah hikmah dan dibalik semua itu ada garisan yang perlu kita tandangi...hehe...

    *Amin, terima kasih buat doanya mas, itu sudah sangat membantu.

    BalasHapus
  3. Januari kmaren pas mau berangkat ke Merapi juga kecelakaan yg buatku harus opname di RS Bethesda Jogjakarta seminggu. Hikmahnya mas, sekarang berusaha mencintai Allah Swt, teguran Allah tak kita duga, ini adalah wujud jika kita tak bisa minta maaf pada orang yg telah kita sakiti dahulu, maka Allah lah yang menghukum kita dengan "ringan"..pada akhirnya? terasa banget bhw Allah masih cinta kita dgn tak membuat kita mati dgn kecelakaan, dan jika itu terjadi entah di mana kita berada? surga? neraka? Walauhualam bisawab mas....

    BalasHapus
  4. Hemmm...ea mas, sepertinya ini peringatan kecil bagi kita yang melupakan-Nya dan menyakiti sesama. dan benar tepatnya kita belum dipanggil dan masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. bagaimana jadinya kalau kita sudah mati? saya rasa siksaan berat yang menanti. tapi semua rahasia ini cuma Allah yang tahu.

    BalasHapus
  5. yang paling mudah dan tak menyita waktu adalah sholat mas sebagai muslim....dan Istighfar....Insya Allah.....( halah malah ceramah aku...hihihi..pijet..)

    BalasHapus
  6. walah...itu sudah jadi kebutuhan mas, jadi ya menjadi bagian hidup. walalupun masih bolong-bolong...hahahag...lele

    BalasHapus
  7. begitulah... yang namanya kejadian di dunia ini sebetulnya tidak ada yang terjadi secara kebetulan, pak Ayub...karena segala sesuatu didunia ini sebenarnya sudah ditetapkan Allah Subhanahu wa ta'ala. Kita hanya tinggal menjalaninya koq.
    Tinggal bagaimana kita menerima ketetapan ini dengan Bersabar dan Bersyukur.
    "Bersabar kita teguh, Bersyukur kita Kokoh"
    (Maturnuwun dan maaf bila mengganggu)

    BalasHapus
  8. wah headernya keren, melengkung2 hehehe :D keren dah pokoknya ^^

    BalasHapus
  9. Mas Abi
    he'emh mas Abi, benar sekali dengan perkataan itu karena semuanya sudah disuratkan oleh Yang Maha Kuasa. kita tinggal menjalani dan berusaha untuk menjalaninya. saya malah baru tahu ada istilah bersabar kita teguh, bersyukur kita kokoh. hehehe...
    sami", dan tidak ada yang diganggu.

    Mas Andry
    walah...malah ngomentari header, buat asal kog mas...hehe...

    BalasHapus

Feel free to post a comment here. Tanggapan, pertanyaan, kritikan dan permintaan sangat berguna demi kemajuan blog ini. Mohon maaf untuk komentar spam dan yang hanya mencari backlink/beriklan atau kunjungan balik semata tidak akan ditampilkan. Be a smart comentator, thanks and happy surfing !!!

 

Statistik

Subscribers

Display Pagerank

Join This Blog