Sebelum puasa mari kita membicarakan makanan. Namanya memang aneh, tapi rasanya sangat enak. Awalnya saya mengira kue ini dibuat dengan bantuan lumpur atau apa yang berkaitan dengan lumpur. Ternyata bukan...hahag...
Sayapun tidak tahu sejarah kue lumpur ini. Yang jelas ini kue tradisional yang rasanya variatif. Sekali digigit ada rasa manis, asin, dan gurih. Mungkin ada yang pernah coba? Postingan ini bukan membahas resep untuk membuat kue lumpur. Tapi saya ingin berandai-andai bagaimana kalau blog saya ibarat kue lumpur ini.
Kue lumpur bukan barang baru dunia kuliner. Coba cari di om google kata-kata kue lumpur, pasti anda akan menemukannya. Di situ ada berbagai macam jenis kue lumpur. Yang standar ya bunder dan ditengahnya ada kismis. Di kota besar pasti sangat mudah menemukannya. Namun 3 tahun yang lalu, di kota kecil tempat saya tinggal ini sulit mencari kue lumpur. Bahkan sampai sekarang pun di kota ini hanya ada 2 produsen kue lumpur salah satunya keluarga saya. Ya lumayan untuk tambahan.
Tadi malam saya lihat Bapak saya mengupas singkong yang merupakan bahan dasar untuk membuat kue Lumpur. Kalau saya bayangkan, singkong ini ibarat ide. Ketika ide sudah dikupas maka muncullah bagian putih yang merupakan ide murni buat konten blog kita. Singkong dicuci dan selanjutnya diparut sampai halus. Artinya ide ini diolah supaya nanti bisa dikembangkan.
Selanjutnya pekerjaan beralih ke Ibu dan seorang yang membantu mengolah kue lumpur ini. Entah bagaimana caranya (karena saya tidak pernah melihat detailnya) dari bentuk singkong tadi sudah berbentuk campuran yang encer. Kalau tidak salah kita rebus mentega, air, singkong, gula dan garam. Kemudian dicampur dengan susu dan dan telur.
Adonan tersebut kemudian dipanggang dengan cetakan sesuai selera. Ibarat blogging kita sedang mengolah ide tersebut agar jadi kalimat, kalimat jadi paragraph dan akhirnya jadilah suatu artikel. Kita susun konten itu agar menarik.
Tahap selanjutnya adalah memilih dan membungkus. Kue Lumpur yang dijual tidak boleh gosong dan bentuknya harus bagus. Kalau ini bagian saya. Jadi hapal benar apa yang harus dilakukan. Membungkusnya tidak boleh ribet karena pembeli tidak mau disusahkan saat akan menikmatinya. Harus higienis dan hemat agar modal bisa ditekan. Ibaratnya konten blog kita edit dan dicek ulang. Di sini blog kita bungkus rapi tanpa memberatkan mereka yang akan berkunjung ke blog kita.
Selanjutnya dipasarkan untuk memperoleh uang. Hahaa…tapi kalau ini belum saya terapkan di blog saya yang masih seumur jagung. Jadi tidak usah dibahas. Yang penting bagaimana tanggapan para pembeli. Saat pembeli makan mungkin ada rasa manis dan gurih dari daging kue lumpur. Kemudian rasa asem dari kismis.
Ada yang ketagihan dan kemudian berlangganan. Terkadang habis, terkadang juga sisa banyak. Tiap hari ada ratusan orang yang makan kue lumpur buatan Ibu dan tiap minggu pasti ada yang memesan. Awalnya disebar dietalase kecil di pinggir jalan, sekarang masuk sampai ke kantor-kantor pemerintahan. Lihat saja mereka melahap habis si kue Lumpur ini.
Kalau ini semua blogger pasti mau. Dimana postingan mereka mendapat apresiasi dari orang lain. Paling tidak ada yang mau membaca. Syukur-syukur dapat komentar dari teman sesama blogger karena tertarik dengan isi blog. Kemudian teman blog ada yang berkunjung balik karena penasaran dengan blog ini. Rasanya nyaman sekali jika kita bisa memenuhi kebutuhan informasi para teman. Coba blog ini kayak kue Lumpur itu bisa memenuhi kebutuhan perut orang lain. Sungguh mulia dan memuaskan.
Kue ini aneh dan benar-benar aneh. Kenapa? Ibu saya tidak hanya membuat kue Lumpur, tapi juga jajanan lain. Tapi yang paling laris ea kue Lumpur. Hampir setiap hari orang datang memesan snack buat acara ke rumah dan meminta kue Lumpur menjadi salah satu menunya. Sayapun ingin blog ini tumbuh seperti kue Lumpur yang begitu diminati banyak orang. Walaupun saya butuh waktu 4 tahun saya akan coba seperti usaha Ibu saya merintis usaha ini lebih dari 4 tahun.
Setelah puas membahas ini kue Lumpur mungkin anda ingin mencobanya? hehhe… Silahkan cari resep dan mulai membuatnya di rumah. Lumayankan buat buka puasa yang sebentar lagi datang. Atau mungkin dijadikan sajian saat lebaran. Ini bukan ajang promosi, tapi pengen menulis saja apa yang sedang saya pikirkan. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Ide murni itu sangatlah penting, karena yang orisinil itu yang dicari.
BalasHapussingkong (ide) yang masih tidak jelas harus dikupas dulu agar mendapat singkong yang bersih (ide murni)
coba bayangkan, siapa yang mau makan kue lumpur dari singkong yang belum dikupas?
(siapa yang mau membaca postingan yang tidak enak.)
klo kata webmaster bilang sih "content is the king" dan memang benar, asal ada ide bs muncul" hal bagus sperti itu, ada ide buru" ketik, nanti jg bs bermunculan ide lain pas lg bkin tuh artikel
BalasHapuswah "kue"nya enak di nikmatin,bergizi dan menyehatkan bwt nutrisi otak saya..tapi saya pribadi kadang masih sulit nyari "singkong yg bersih itu" hingga bisa di sajikan dan dinikmati bersama
BalasHapusthanks resepnya,
>> Dearryk
BalasHapushehe..betul mas...seharusnya saya tambahkan seperti itu juga..biar postingannya jadi tambah meriah...
ide murni memang sangat bagus...saya harap bisa terus begitu...dan kemudian dikupas...biar tidak mengganggu tenggorokan kita...
>> oempak
betul mas...saya juga gitu..kalau ada ide buru-buru pegang komputer langsung ngetik deh...tapi kalau gag ada tetap nulis tinggal nanti ditengah jalan bisa lanjut atau tidak...
>> Sekitar Kita
buat mas..enak kog...tapi klo kebanyakan ea eneg juga...hehehe...
saya juga sulit mas butuh bengong dulu...seperti kata mas Oempak tadi kalau ada ide kita tulis kan asyik tuh...dapat posting deh...hehehe
semoga bermanfaat...